Sekitar 2012 tahun yang lalu di awal tahun masehi, peristiwa tak terlupakan di ilmu statistika terjadi. Sensus yang pertama kali dilaksanakan oleh kerajaan Romawi. Semua warga negara Romawi dicacah demi memperoleh gambaran karakteristik warga negaranya. Data hasil sensus yang mahal, lama, dan melelahkan sekali, itu sangat berguna sekali bagi petinggi kerajaan Romawi dalam proses pengambilan kebijakan/keputusan kerajaan itu kedepan. Romawi rela mengeluarkan segala dayanya untuk melakukan hal itu demi memperoleh dasar yang kuat dan obyektif dalam melaksanakan kebijakannya.
Diawali oleh kerajaan Romawi, hal itu mulai ditiru oleh kerajaan lain. Akan tetapi muncul masalah yang sama, sensus membutuhkan dana yang besar, waktu yang lama dan tenaga yang ekstra. Sehingga sensus tidak bisa sering-sering dilakukan, karakteristik yang diteliti pun juga tidak bisa banyak yang dicantumkan pada daftar kuesioner. Di lain pihak, data diharapkan terus ter-update dengan cepat demi pengambilan kebijakan yang lebih ter-update pula.
Dengan berjalannya waktu, ilmu statistika terus berkembang. Terutama dengan bantuan ilmu Peluang, masalah yang dipaparkan sebelumnya menemukan solusi. Didasarkan pada pembuktian secara peluang, statistika, dan metode pengambilan sampel, maka dapat disimpulkan bahwa data dari sebagian kecil populasi (biasa disebut sampel) mampu untuk memperkirakan dengan baik data populasi. Tingkat kesalahannya (error) pun bisa diatur, akan tetapi jelas data sampel tidak 100% sama persis dengan data populasi, atau dengan kata lain pasti ada error. Biasanya error yang diharapkan hanya sebesar 1%, 5%, atau 10%. Dengan adanya perkembangan itu, muncullah istilah statistik, artinya yaitu data yang diperoleh dari sampel. Data statistik diperoleh dengan waktu relatif sebentar serta biaya dan tenaga yang tidak besar, sehingga sangat lebih cepat ter-update dari data sensus,
Sekarang bisa kita lihat, data statistik yang dihasilkan dari survey, sekarang banyak menjadi acuan oleh berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan. Sekarang, dengan adanya statistik, dapat diperoleh data terpercaya yang lebih terupdate dengan biaya dan tenaga yang tidak membebani. Sensus masih terus dilakukan (biasanya 10 tahun sekali), digunakan untuk memperoleh data dasar untuk membantu proses survey, terutama sebagai dasar pengambilan sampel.
Jadi, seandainya statistik tidak ada, maka pastilah tahu apa yang akan terjadi. Rasanya seperti saat ingin mencoba rasanya air laut dengan cara meminum semua air laut yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar