Saat mengetikkan “Jangan Mainkan Angka” di Google, ternyata itu adalah perkataan mantan wakil presiden Indonesia, bapak Yusuf Kalla yang memperingatkan proses penghitungan pemilu 2009. Tertarik untuk menuliskan hal ini karena baru saja terjadi pengakuan kesalahan hitung oleh sebuah Lembaga Survei kredibel di Indonesia.
Memainkan angka disini bisa dimaksudkan, mengubah hasil penghitungan obyektif matematis menjadi hasil yang berbeda jauh dengan hasil asli. Kita tahu bahwa 1 + 1 = 2, akan tetapi apabila perhitungan angka itu dimainkan, bisa saja diubah menjadi 1 + 1 = 5. Perbuatan memainkan angka, sering mendapat kecaman bila itu ketahuan, terutama untuk angka yang berhubungan dengan kepentingan banyak orang, dan hal itu terutama adalah angka statistik.
Angka statistik dihasilkan oleh para ahli statistika atau sering disebut statistisi. Angka Statistik merupakan angka perkiraan data populasi dengan didasarkan pada data sampel (bagian dari populasi). Dalam statistika, proses perkiraan itu biasa disebut proses Inferensia. Proses yang membuat data lebih cepat keluar dan up to date, akan tetapi proses tersebut amat rumit dan pemahamannya butuh mempelajarinya tidak dalam waktu singkat. Banyak masyarakat umum yang belum memahami hal seperti itu. Sehingga apabila ada kesalahan atau proses main angka statistik, akan amat sulit disadari oleh masyarakat umum. Bisa dikatakan, benar atau tidaknya angka statistik, akan tetap dipandang selalu benar oleh masyarakat umum.
Yang kemungkinan besar tahu, adalah para ahli statistika. Merekalah yang mampu memahami dan menerapkan proses inferensia itu. Tidak banyak yang memahami proses produksi data statistik, Sehingga diperlukan kesadaran dan keobyektifan para statistisi dalam keseluruhan proses inferensia itu. Hal itu demi terwujudnya data statistik Indonesia yang riil kebenarannya.
0 komentar:
Posting Komentar