Blogroll

halo
Searching...
Senin, 18 April 2011

One House One Dustbin for Cleaning The Environment

16.58




Pada masa awal-awal kehidupanku di Jakarta kulihat bahwa kota ini sangatlah modern dan mewah. Tapi sangat miris bahwa dibalik hal-hal yang terlihat Wah itu, banyak sekali masalah polusi lingkungan yang harus dihadapi Jakarta. Yang paling utama saat ini adalah masalah sampah. Banyak sampah yang di buang sembarangan. Saat aku berangkat ke kampus atau saat pulangnya, sering kutemui sampah yang tercecer di jalanan, selokan atau sungai itu. Hem,, jijik banget saatku melihat itu. Kenapa ya masalah sampah ini belum terselesaikan juga?? Aku berharap segera ada solusi tepat untuk mengatasi masalah ini.

Satu siang hari yang panas, kuliahku sudah selesai dan akan segera menuju ke kosKu yang cukup jauh dari kampus bila ditempuh dengan jalan kaki. Saat berada di jalan yang masih dekat dengan kampus terlihat seorang Abang yang sedang jualan buah. Hem,, lumayan juga nih kalo makan itu di siang yang panas ini. Segeraku beli sepotong buah pepaya. Lalu sambil berjalan pulang, dengan lahap kumakan pepaya itu. Hem nyammi,,, segar dan enak sekali buah itu. Obat yang cukup mujarab untuk mengalihkan rasa jijik pada jalanan, selokan, dan sungai yang kotor oleh sampah itu. Selesai makan buah, yang tersisa hanyalah bungkus plastiknya yang ingin segera kubuang. Sesampai di kos, aku yang masih membawa bungkus plastik buah yang tadi menjadi sadar akan sesuatu hal yang penting. Aku sepertinya berhasil menemukan alasan penting adanya masalah sampah di sekitar jalan menuju kampusku. Bagaimana pembaca, Apakah anda bisa terbayang apa alasan itu? He he he..

OK lah kalo begitu, Jadi alasan itu adalah (Eng Ing Eng…) masih kurangnya jumlah tong sampah (atau dalam bahasa inggrisnya tu Dustbin) yang tersedia di sekitar jalanan itu. Aku beranggapan begitu karena saat di jalan aku gagal mewujudkan keinginanku untuk segera membuang bungkus plastik buahku tadi di tempat (tong) sampah. Aku tidak bisa menemukan tong sampah yang berada dipinggir jalan itu. Akhirnya bungkus plastik itu kubuang di tong sampah yang kupunyai di kos.

Menurutku pasti sebenarnya orang-orang sudah banyak yang sadar bahwa membuang sampah sembarangan itu salah dan dapat menimbulkan masalah. Tapi saat mereka ingin membuang sampah pada tempatnya, malah tidak ada fasilitas (salah satunya tong sampah) yang tersedia, kalau adapun tong sampah itu masih berada jauh dari si pemilik sampah. Aku pernah melakukan pengamatan di jalanan perumahan penduduk, dan aku dapat mengambil kesimpulan bahwa di pemukiman itu tempat sampah yang tersedia di pinggir jalan hanya sedikit. Kira-kira dalam radius 200 meter hanya ada satu buah bag sampah. Ck ck ck,,, susah – susah…

Hem,, andai di setiap 5 meter pada jalan itu ada tong sampah, pasti tidak ada yang membuang sampah sembarangan lagi dan lingkungan ini pasti akan bersih dan sedap dipandang. Andai pemerintah Indonesia mau membantuku untuk merealisasikan angan-anganku itu, pasti akan tercipta Indonesia yang bersih dan rapi. Tapi aku kurang yakin pemerintah punya cukup dana untuk melakukan hal itu. He he he.. peace - peace.

Didasarkan hal tersebut aku mulai memikirkan solusi dari masalah ini. Lalu akhirnya aku mendapatkan inspirasi pemecahan masalah ini saat berkunjung ke rumah pak RT untuk mengurus surat domisili. Bisakah pembaca menebak solusi apa yang saya dapat pada waktu di rumah pak RT??? He he he he…

Jadi begini solusinya, agar impian saya (ck ck ck..) menempatkan satu tong sampah dengan radius tiap 5 meter di pinggir jalan tercapai, maka aku menyarankan suatu Gerakan bernama “One House One Dustbin For Clean Environment”. Maksud dari gerakan itu adalah agar tiap rumah menyumbangkan satu saja tong sampahnya untuk ditempatkan tepat di depan rumahnya. Jadi tong sampahnya jangan dipakai sendiri di dalam rumah gitu. Berbagilah tong sampah dengan pengguna jalan, sehingga lingkungan di depan rumah juga bisa bersih. Gak harus tong sampah yang bagus atau baru, tapi bisa pakai barang bekas yang sebenarnya masih bisa dipakai untuk dijadikan tong sampah, ex: ember bekas, atau kardus bekas. Itulah Gerakan peduli lingkungan yang Aku usulkan.

Lho kok inspirasi itu didapat di rumah pak RT??? Ya itu karena saat di rumah pak RT, aku melihat cukup banyak barang – barang yang terlihat kurang berguna tapi sebenarnya bisa dialih fungsikan sebagai tong sampah, contohnya ember bekas, kardus, keranjang plastik, dll.

Berdasarkan ide itu aku lalu berusaha untuk menerapkannya. Pertama-tama kucoba diriku sendiri dan beberapa teman mahasiswaku yang tinggal dekat dengan kosku menaruh tong sampah di depan rumah masing-masing. Berjalan selama 3 hari ternyata menghasilkan sesuatu positif. Tong sampah yang kami taruh tiap pagi cukup berisi dan sampah yang berserakan di sekitar rumah kami cukup berkurang daripada yang saat sebelum ide ini dijalankan. Bapak penjaga kebersihan di sekitar rumah kami pun menyatakan tertolong oleh ide itu, he he he.

Itulah pengalamanku mengenai kebersihan lingkungan. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Saya juga mengusulkan bagaimana kalau gerakan peduli lingkungan “One House One Dustbin For Clean Environment” dijadikan sebagai sebuah gerakan secara nasional. Sehingga kebersihan lingkungan yang saat ini kita damba-dambakan bisa segera terwujud..



0 komentar: