Blogroll

halo
Searching...
Senin, 26 September 2011

“Jas Merah” Presiden Soekarno di Hari Statistik Nasional

20.18

(@ Hari Statistik Nasional 26 September 2011) Presiden Soekarno adalah salah seorangputra bangsa yang sangat berjasa bagi negeri ini. Beliaulah tokoh terpenting dalam usaha memerdekakan tanah air kita, Indonesia. Banyak pemikiran luar biasa yang dihasilkan presiden pertama Indonesia itu. Berbagai pemikiran itulah yang membuat beliau begitu disegani di panggung dunia Internasional.

Ada salah satu pemikiran yang beliau pidatokan dan amatlah familiar di telinga kita hingga saat ini. Pemikiran itu biasa disingkat dengan Jas Merah, yang merupakan kepanjangan dari Jangan sekali-sekali Meninggalkan Sejarah. Pemikiran itu disampaikan pada pidato kenegaraan di halaman istana Merdeka disaat peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1966. Pidato itu menjadi pidato 17 Agustus terakhir presiden Soekarno.

Jas Merah bukanlah jargon asal-asalan. Sejarah menjadi hal yang sangat penting dalam menjalani hidup ini. Sejarah merupakan bahan pondasi terpenting dalam menyambut masa depan.Sejarah hidup bisa menjadi pengalaman yang dapat kita pelajari dan analisis sebagai modal untuk memperoleh hasil lebih baik kedepan. Sejarah juga bisa menjadi motivator handal untuk menyongsong masa depan. Tanpa sejarah, seseorang seperti tidak memiliki pegangan dalam menghadapi masa depan. Jadi, pakailah Jas Merah masing-masing dalam menjalani hidup ini.

Sejarah dan statistik adalah dua hal yang hampir sama. Statistik (dalam arti sempit) adalah data yang berjenis kuantitatif (angka). Statistik bisa dikatakan merupakan sejarah yang berwujud angka. Misal, data jumlah penduduk Indonesia tahun 2000, atau data nilai rapor selama duduk di Sekolah Dasar. Statistik juga bersifat seperti sejarah, yaitu merupakan pondasi terpenting dalam menghadapi masa depan. Statistik hidup kita masing-masing, dapat kita pelajari dan analisis sebagai modal untuk memperoleh hasil lebih baik kedepan. Statistik juga bisa menjadi motivator handal dalam menyongsong masa depan.

Statistik adalah salah satu bentuk sejarah yang spesial. Statistik memiliki kemampuan yang lebih dalam hal menjadi pondasi untuk menghadapi masa depan. Hal itu karena statistik adalah sejarah yang paling terukur kebenarannya yang didapat dari metode-metode terpercaya. Hasil analisis dari data statistik juga memberikan hasil yang baik sebagai modal di masa depan. Bahkan, dengan statistik juga bisa dilakukan peramalan masa depan. Walaupun peramalan itu belum pasti benar, tetapi hasil peramalan itu memiliki kemungkinan yang besar untuk terjadi. Jadi statistik memang benar-benar bisa diandalkan sebagai senjata dalam menyongsong masa depan.

Seperti harapan mantan presiden Soekarno, yaitu Janganlah sekali-sekali Meninggalkan sejarah (Jas Merah), di hari statistik nasional ini (diperingati setiap tanggal 26 September) diharapkan menjadi momentum kita memantapkan diri memakaiJas Merahbernama statistik. Hal itu dilakukan demi menjadikan negara Indonesia lebih baik. Pada hari ini, pemerintah diharapkan semakin teguh untuk selalu menggunakan statistik dalam proses pembangunan negeri ini. Badan Pusat Statistik (BPS) dan berbagai lembaga survei lain juga diharapkan ingat untuk selalu meningkatkan profesionalismenya dalam menghasilkan data lebih berkualitas. Tidak ketinggalan, masyarakat juga harus lebih pro saat diwawancarai sebagai responden.

Ingat bahwa sifat statistik itu mirip koin bersisi dua. Apabila data yang dihasilkan benar-benar sangat tidak valid dan memiliki banyak error, maka hal yang buruk akan terjadi pada sesuatu yang dilakukan dengan dasar data itu. Tetapi apabila data yang dihasilkan berkualitas, maka hal sebaliknya yang akan terjadi. Jadikan moment hari statistik nasional ini untuk mengingat bagaimana pentingnya menggunakan Jas Merah bernama statistik dan lebih memperbaiki usaha menghasilkan data berkualitas di Indonesia. Hal ini juga demi melaksanakan mandat terakhir dari mantan presiden Soekarno.

Selamat Hari Statistik Nasional


0 komentar: