Blogroll

halo
Searching...
Minggu, 16 Oktober 2011

Data Statistik Cuma Gosip Belaka?

20.28


Kata “gosip” sering sekali eksis di berbagai media informasi, seperti televisi, radio, internet, surat kabar, dll. Ngegosip sering dilakukan oleh para kaum hawa. Banyak juga terkait dengan dunia selebriti yang ditampilkan di berbagai acara infotainment.

Gosip adalah suatu tindakan percakapan yang bisa berbentuk lisan atau tertulis, dimana seseorang menyampaikan suatu informasi, tetapi ia tidak menjadi bagian dari informasi tersebut. Gosip sering mempunyai sepercik dasar kebenaran (sampel) yang dipergunakan sebagai awal percakapan oleh paling sedikit dua orang untuk menerka-nerka kebenaran lain, tetapi lebih sering penerkaan itu berasal dari daya khayal mereka sendiri.

Gosip dalam ilmu statistik, adakah? Atau lebih tepatnya, adakah hubungan antara gosip dengan statistik? Jawabannya adalah ada. Gosip dalam ilmu statistik bisa disamakan dengan analisis inferensia. Gosip adalah tindakan yang menerka-nerka kebenaran sesungguhnya dengan modal secuil kebenaran. Hal itu mirip dengan analisis inferensia yang merupakan tindakan yang mencoba memperkirakan data populasi dengan didasarkan pada data sampel yang sedikit.

Gosip bisa benar bisa salah, data hasil dari inferensia pun juga seperti itu. Jadi apakah data statistik itu cuma seperti gosip belaka yang kebenarannya sangat diragukan? Jawabannya jelas tidak. Analisis inferensia merupakan bagian ilmu statistik yang sudah teruji keilmiahannya. Kemungkinan sangat besar, data statistik yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sulit bagi penulis untuk menjelaskan bagaimana proses inferensia itu bekerja. Berbagai hitungan matematik statistik rumit benar-benar menghiasi proses itu. Proses pengambilan sampel pun juga sangat ilmiah sehingga mampu mewakili populasi dengan baik.

Bandingkan dengan gosip, kebenarannya sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan. Proses gosip penuh dengan daya khayal yang sangat subyektif. Modal kebenaran untuk menerka (sampel kebenaran) kurang dapat mewakili.

Data statistik dan gosip mempunyai kesamaan sebagai hasil terkaan/dugaan/perkiraan dengan modal secuil (sampel). Bedanya, pada data statistik, sampel itu diambil, diproses (inferensia) dengan sangat ilmiah. Sehingga kebenaran data statistik itu dapat dipercaya. Akan tetapi pada gosip, sampel (yaitu sepercik kebenaran) diolah dengan daya khayal seseorang yang sangat subyektif. Sehingga gosip sangat tidak dapat dipercaya dibandingkan data statistik.



0 komentar: