Blogroll

halo
Searching...
Selasa, 07 Oktober 2014

Caritas : Komunitas Mahasiswa Katolik STIS

13.55


Caritas merupakan kata dalam bahasa Latin yang memiliki arti Kasih. Caritas (Kasih) memang merupakan inti dari ajaran agama Kristen, tapi jujur bagiku, itu gampang dikatakan tapi tidak mudah untuk diterapkan. Caritas  atau kasih memang menuntut aksi nyata.

Di kampusku ini, Caritas juga merupakan nama bagi komunitas Mahasiswa Katolik di STIS. Komunitas ini benar-benar mendapatkan tempat tersendiri bagiku. Ya karena aku bisa menikmatinya. Selain itu disini aku bisa belajar tentang Katolik lebih dalam lagi. Disini, sharing imannya dari anggota untuk anggota dengan bimbingan seorang suster. Walaupun aku tidak selalu bisa datang di ibadat mingguannya.

Selama 4 tahun ini di Caritas, banyak pengalaman baru yang kudapat. Mungkin ini dikarenakan kurang aktifnya aku di OMK dulu pas sebelum kuliah. Salah satu pengalaman barunya yaitu memimpin ibadat. Pertama kali diminta memimpin ibadat (pas tk 2), ya jelas aku gamang, soalnya gak ada pengalaman sama sekali. Akhirnya untuk itu aku melakukan beberapa persiapan. Tetapi persiapan saja tidak cukup, aku melakukan kesalahan fatal mendasar, yaitu terkait motivasi. Motivasiku salah, aku melakukan itu lebih untuk terlihat baik oleh seseorang. Aku sebenarnya sudah diperingatkan oleh temanku, bahwa motivasi terbaik adalah melakukan semua itu untuk Tuhan. Ya, akhirnya pengalaman pertama itu menyadarkanku. Kesempatan untuk memimpin ibadat yang kedua dan ketiga coba berusaha kuperbaiki, dan mungkin coba kunilai terasa lebih nikmat menjalaninya.

Pengalaman baru dan menarik lainnya, yaitu pas ngamen buat cari dana kegiatan caritas (misal Retreat atau Pisbut). Aku sebenarnya gak ada kemampuan nyanyi atau main gitu. Tetapi katanya aku punya wajah yang secara default  itu punya muka melas... Ngamen di beberapa gereja bareng lainnya, aku sering dapat tugas sebagai pembawa kotak sumbangan. Hahaha, luar biasa, banyak banget ulang mengalir masuk ke kotak itu. Gak tanggung-tanggung, ampek ada lembar 100 ribuannya lho. Wajah melasku mungkin jadi salah satu faktor keberhasilannya ya :D .





Ngamen atau cari dana paling berkesan itu pas di Gereja Kampung Sawah. Ketika itu Caritas dimintai bantuan untuk membantu pengumpulan dana pembuatan film Soegija. Kenapa berkesan? Karena di gereja itu unsur budaya Betawinya sangat kental sekali. Cukup unik ngliatnya. Kekhasan budaya betawi terlihat saat misa berlangsung, mulai dari musiknya, pakaian petugasnya, & aku denger juga menggunakan bahasa betawi untuk misa. Terkait membantu pengumpulan dana untuk film Soegija. Kami Caritas dapat balasan juga, kami semua dapat tiket gratis nonton film Soegija ini :D.



Pengalaman berkesan lainnya, yaitu salah satu kegiatan resmi yang dilakukan caritas, bukan pisbut bukan retreat, tetapi Baksos. Baksos setauku memang baru sekali dilakuin Caritas, tepatnya pas aku tk 2. Ketua Baksosnya saat itu Dimas. Baksos dilakuin ke panti asuhan anak-anak yang beragama Buddha. Dana sumbangan untuk baksos ini kita kumpulin lewat ngamen di gereja-gereja gitu. Jujur, ini pengalaman yang berkesan banget. Bisa ngliat anak-anak yang menggemaskan sekali. Caritas disini bisa berbagi kebahagiaan bersama anak-anak ini. Selain menyumbangkan sembako, dsb, kami juga mengadakan acara-acara games gitu untuk menghibur anak-anak ini.





Ziarah ke gua Maria menjadi kegiatan yang cukup rutin dilakukan Caritas. Seingetku kami pernah ke gua Maria Kanada di Banten dan gua maria yang ada di kuningan Jawa Barat. Tetapi, yang paling berkesan adalah berkunjung ke gua maria yang ada di Lampung, tepatnya di kabupaten Pringsewu, yaitu gua Maria La Verna. Kenapa berkesan? Simpel aja sih, karena itu pertama kalinya aku ke tanah sumatra :D . Bareng mas Gio, Agung & Ray (karena pas itu cuma 4 orang yang konfirm bisa ikut), kita menuju ke lampung. Pas naik kapal feri, rasanya keren banget dah, berada di tengah laut, tanpa keliatan daratannya, mirip di film “Life of Pi” :D . Sesampainya di Lampung, kami nginep di tempat mas Gio. Besoknya dilanjutkan berangkat ke Gua Maria La Verna. Cukup kusyuk kami melakukan ziarah. Gua marianya juga bagus banget. Tetapi sedikit kecewa, karena malah sering dijadiin kaum muda buat nongkrong & pacaran.

Pengalaman tak terlupakan lainnya, yaitu pas malam tahun baru. Kami semua caritas, pas malam tahun baru, biasanya ikut misa tahun baru di gereja Katedral Jakarta. Abis misa disitu, kami lanjut jalan gitu ke Monas atau HI buat ngrayain tahun baru ala rakyat biasa. Wah, seru bangetlah.. ya walaupun capek, semua terbayarkan kok. Tetapi tahun lalu, sepertinya enggak ke monas sepertinya. Cuma misa aja ke gereja antonius, tapi pas itu aku gak bisa ikut sih.

Di Caritas, ada satu sosok yang cukup menginspirasiku, mungkin juga menginspirasi temen-temen caritas, beliau adalah suster Lusi. Beliau mulai menemani kami sejak aku tingkat 2. Beliau sangat baik pada kami. Beliau itu penuh kasih, kasih yang penuh tindakan dan aksi, yang dimulai dari hal-hal sederhana. Khusus buatku, suster Lusi memberikanku inspirasi terkait Menulis. Dari beliau, aku menyadari motivasi utama dari menulis itu adalah Berbagi. Beliau pernah cerita, tentang buku rohani yang berhasil beliau dibuat. Buku itu bisa dibuat simpel kok sebenarnya, beliau secara tekun menulis & mengumpulkan 1 cerita tiap cerita.

Ya itulah, sebagian pengalamanku mengenai Caritas, masih banyak lagi sebenarnya. Entahlah aku ini sudah bisa dikatakan hidup dengan penuh tindakan kasih atau tidak disini, tetapi satu hal yang pasti adalah aku belajar hal itu disini.
Makasi juga buat temen-temen caritas. Gak bakal terlupakan dah kenangan 4 tahun ini. :D

ubi caritas et amor, ubi caritas Deus ibi est
(di mana ada kasih dan cinta di situ Tuhan hadir)

0 komentar: