Caritas
merupakan kata dalam bahasa Latin yang memiliki arti Kasih. Caritas (Kasih)
memang merupakan inti dari ajaran agama Kristen, tapi jujur bagiku, itu gampang
dikatakan tapi tidak mudah untuk diterapkan. Caritas atau kasih memang menuntut aksi nyata.
Di
kampusku ini, Caritas juga merupakan nama bagi komunitas Mahasiswa Katolik di
STIS. Komunitas ini benar-benar mendapatkan tempat tersendiri bagiku. Ya karena
aku bisa menikmatinya. Selain itu disini aku bisa belajar tentang Katolik lebih
dalam lagi. Disini, sharing imannya dari anggota untuk anggota dengan bimbingan
seorang suster. Walaupun aku tidak selalu bisa datang di ibadat mingguannya.
Selama
4 tahun ini di Caritas, banyak pengalaman baru yang kudapat. Mungkin ini
dikarenakan kurang aktifnya aku di OMK dulu pas sebelum kuliah. Salah satu
pengalaman barunya yaitu memimpin ibadat. Pertama kali diminta memimpin ibadat
(pas tk 2), ya jelas aku gamang, soalnya gak ada pengalaman sama sekali.
Akhirnya untuk itu aku melakukan beberapa persiapan. Tetapi persiapan saja
tidak cukup, aku melakukan kesalahan fatal mendasar, yaitu terkait motivasi.
Motivasiku salah, aku melakukan itu lebih untuk terlihat baik oleh seseorang.
Aku sebenarnya sudah diperingatkan oleh temanku, bahwa motivasi terbaik adalah
melakukan semua itu untuk Tuhan. Ya, akhirnya pengalaman pertama itu
menyadarkanku. Kesempatan untuk memimpin ibadat yang kedua dan ketiga coba
berusaha kuperbaiki, dan mungkin coba kunilai terasa lebih nikmat menjalaninya.
Pengalaman
baru dan menarik lainnya, yaitu pas ngamen buat cari dana kegiatan caritas
(misal Retreat atau Pisbut). Aku sebenarnya gak ada kemampuan nyanyi atau main
gitu. Tetapi katanya aku punya wajah yang secara default itu punya muka
melas... Ngamen di beberapa gereja bareng lainnya, aku sering dapat tugas
sebagai pembawa kotak sumbangan. Hahaha, luar biasa, banyak banget ulang
mengalir masuk ke kotak itu. Gak tanggung-tanggung, ampek ada lembar 100 ribuannya
lho. Wajah melasku mungkin jadi salah satu faktor keberhasilannya ya :D .
Ngamen
atau cari dana paling berkesan itu pas di Gereja Kampung Sawah. Ketika itu Caritas
dimintai bantuan untuk membantu pengumpulan dana pembuatan film Soegija. Kenapa
berkesan? Karena di gereja itu unsur budaya Betawinya sangat kental sekali. Cukup
unik ngliatnya. Kekhasan budaya betawi terlihat saat misa berlangsung, mulai
dari musiknya, pakaian petugasnya, & aku denger juga menggunakan bahasa
betawi untuk misa. Terkait membantu pengumpulan dana untuk film Soegija. Kami
Caritas dapat balasan juga, kami semua dapat tiket gratis nonton film Soegija
ini :D.
Pengalaman
berkesan lainnya, yaitu salah satu kegiatan resmi yang dilakukan caritas, bukan
pisbut bukan retreat, tetapi Baksos. Baksos setauku memang baru sekali dilakuin
Caritas, tepatnya pas aku tk 2. Ketua Baksosnya saat itu Dimas. Baksos dilakuin
ke panti asuhan anak-anak yang beragama Buddha. Dana sumbangan untuk baksos ini
kita kumpulin lewat ngamen di gereja-gereja gitu. Jujur, ini pengalaman yang
berkesan banget. Bisa ngliat anak-anak yang menggemaskan sekali. Caritas disini
bisa berbagi kebahagiaan bersama anak-anak ini. Selain menyumbangkan sembako,
dsb, kami juga mengadakan acara-acara games gitu untuk menghibur anak-anak ini.
Ziarah
ke gua Maria menjadi kegiatan yang cukup rutin dilakukan Caritas. Seingetku
kami pernah ke gua Maria Kanada di Banten dan gua maria yang ada di kuningan
Jawa Barat. Tetapi, yang paling berkesan adalah berkunjung ke gua maria yang
ada di Lampung, tepatnya di kabupaten Pringsewu, yaitu gua Maria La Verna.
Kenapa berkesan? Simpel aja sih, karena itu pertama kalinya aku ke tanah
sumatra :D . Bareng mas Gio, Agung & Ray (karena pas itu cuma 4 orang yang
konfirm bisa ikut), kita menuju ke lampung. Pas naik kapal feri, rasanya keren
banget dah, berada di tengah laut, tanpa keliatan daratannya, mirip di film
“Life of Pi” :D . Sesampainya di Lampung, kami nginep di tempat mas Gio.
Besoknya dilanjutkan berangkat ke Gua Maria La Verna. Cukup kusyuk kami
melakukan ziarah. Gua marianya juga bagus banget. Tetapi sedikit kecewa, karena
malah sering dijadiin kaum muda buat nongkrong & pacaran.
Pengalaman
tak terlupakan lainnya, yaitu pas malam tahun baru. Kami semua caritas, pas
malam tahun baru, biasanya ikut misa tahun baru di gereja Katedral Jakarta.
Abis misa disitu, kami lanjut jalan gitu ke Monas atau HI buat ngrayain tahun
baru ala rakyat biasa. Wah, seru bangetlah.. ya walaupun capek, semua
terbayarkan kok. Tetapi tahun lalu, sepertinya enggak ke monas sepertinya. Cuma
misa aja ke gereja antonius, tapi pas itu aku gak bisa ikut sih.
Di Caritas, ada satu sosok yang cukup menginspirasiku, mungkin
juga menginspirasi temen-temen caritas, beliau adalah suster Lusi. Beliau mulai
menemani kami sejak aku tingkat 2. Beliau sangat baik pada kami. Beliau itu
penuh kasih, kasih yang penuh tindakan dan aksi, yang dimulai dari hal-hal
sederhana. Khusus buatku, suster Lusi memberikanku inspirasi terkait Menulis.
Dari beliau, aku menyadari motivasi utama dari menulis itu adalah Berbagi.
Beliau pernah cerita, tentang buku rohani yang berhasil beliau dibuat. Buku itu
bisa dibuat simpel kok sebenarnya, beliau secara tekun menulis &
mengumpulkan 1 cerita tiap cerita.
Ya itulah, sebagian pengalamanku mengenai Caritas, masih
banyak lagi sebenarnya. Entahlah aku ini sudah bisa dikatakan hidup dengan
penuh tindakan kasih atau tidak disini, tetapi satu hal yang pasti adalah aku
belajar hal itu disini.
Makasi juga buat temen-temen caritas. Gak bakal terlupakan dah
kenangan 4 tahun ini. :D
ubi caritas et amor,
ubi caritas Deus ibi est
(di mana ada kasih dan cinta di situ Tuhan hadir)
0 komentar:
Posting Komentar