Mari
kita mulai dari masa setengah windu yang lalu (4 tahun), ketika seorang Nikolas
Anova, bakal calon mahasiswa (masih Bakal ya) sedang berusaha untuk menjadi seorang
mahasiswa. Tentu, itu adalah jalan yang banyak ditempuh oleh kaum muda zaman
ini apabila sudah lulus Sekolah.
Ada
cukup banyak test yang kuikuti, dan yang berhasil lolos adalah di Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS) pada jurusan Statistika.
Nah
lho, kok bukan STIS?
Ya dulu
ceritanya pengumuman STIS itu tergolong telat dari univ yang lain..
Jadinya,
aku daftar ulang dulu ke ITS, & tetep sambil nunggu pengumuman STIS.
Jujur, ada
pergulatan antara ITS Statistika dan STIS dalam hatiku.
Jujur
(lagi), itu diakibatkan orang tua lah yang ngebet
aku untuk kuliah di STIS daripada
ITS. Ya kuturuti saja dengan ikut test, dan hasilnya....
Aku
masuk list cadangan Mahasiswa STIS.
Dalem
hati, si ITS dah hampir menang nih main gulat lawan STIS.
Tapi
tetap kunanti pengumuman terkait nasib para cadangan calon mahasiswa STIS,
(seingetku) nunggu 2 minggu sambil mengikuti kegiatan di ITS.
(2
Minggu kemudian)
Eh, aku
si cadangan, ternyata diloloskan sebagai salah satu mahasiswa STIS tahun masuk
2010.....
Dalem
hati, si STIS mulai counter attack nih
main Gulat lawan ITS.
Dan,
apa keputusanku...?
Aku gak
berani putusin sendiri, sehingga aku minta pertimbangan orang tua.
Dan
Jadinya.....
Orang
tua nganjurin (baca: Maksa) aku untuk milih di STIS.
Alasannya,
yaitu sebagai berikut :
1.
Di Jakarta banyak saudara
ketimbang Surabaya,
(tapi temen2ku kebanyakan kuliah di Surabaya
-_- )
2.
Kuliah lebih Jauh itu
lebih Baik,
(Ini niatnya bukan ngusir kan?
-_- )
3.
Jakarta itu Metropolitan,
(lalu kenapa??)
4.
Sama belajar Statistik,
tapi di STIS gratis + dapat Uang ID lagi tiap bulan.
(Ya ya ya ya, I like this :D )
&
akhirnya kuputusin untuk masuk ke STIS aja. Sulit ndeskripsiin perasaan pas
itu, campur aduk semua.
Sedih,
karena bakal ninggalin temen2 ITS yang terlanjur dikenal.
Ninggalin
temen-temen SMA yang juga kuliah di ITS atau Surabaya, terutama ninggalin temen
seperjuangan Hafiedza (saat nulis ini, dia baru aja wisuda). Sedih juga
ninggalin mantan cewe yang sedang kudeketin (ada deh namanya, hehehe).
Dan
memang kuakui, aku udah mulai suka, sayang, cinta (dst) ma ITS. Aku terpana
dengan kampus ini, sejak dulu pas SMA malah.
Tapi
hidup itu pilihan,
Dan
memilih itu selalu ada yang dikorbankan.
Tetapi
dengan pilihan itu, kita bisa tetap menatap kedepan.
(hahaha
:D )
Dan
dengan mantab aku pulang ke Ponorogo. Lalu beberapa minggu kemudian aku berangkat
ke Jakarta (nun jauh disana) untuk memulai perjalanan hidupku yang baru di
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Tambahan :
(Sekitar 3 Tahun kemudian)
Aku, mahasiswa STIS, berkunjung
lagi ke ITS, serius itu moment yang cukup spesial.
Semua hal yang ingin kulakukan di
ITS pun terwujud,
Salah satunya, Nonton
pertandingan Liverpool Streaming lewat Wifi ITS.
:D
1 komentar:
kak, saya juga mengalami dilema yang sama saat ini��
Posting Komentar