Blogroll

halo
Searching...
Kamis, 30 Oktober 2014

Sisi Statistika Sebagai Sebuah “Alat”

20.26




Statistika merupakan ilmu yang sudah berkembang sejak awal abad masehi. Dimana saat itu sejarah mencatat bahwa bangsa romawi pernah melakukan kegiatan semacam sensus untuk mencacah seluruh warga negaranya. Dalam perjalanannya, konsep fundamental statistika baru berkembang di sekitar akhir abad 19 dan awal abad 20. Fisher, Karl Pearson, Neyman Pearson, C.R Rao dan lainnya merupakan aktor pembentuk pondasi ilmu statistika yang kita kenal sekarang.
Statistika memberikan banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Statistika merupakan body of knowledge dari tahapan pengumpulan data, analisis dan penafsiran data. Tahapan itu menghasilkan data statistik atau informasi yang bisa menjadi dasar pengambilan keputusan/kebijakan obyektif dan ilmiah. Berbagai bidang kehidupan tentu dipenuhi dengan berbagai keputusan atau kebijakan yang harus diambil.
Perkembangan ilmu Statistika dengan segala kegunaan yang ditawarkan, menyebabkan pemanfaatan statistika pada berbagai bidang semakin berkembang pesat. Lembaga Survei mulai menjamur di abad 21 ini. Bahkan sudah menjadi keharusan bagi sebuah negara memiliki kantor statistiknya sendiri.  Dikarenakan manfaatnya itu pula, muncul ilmu baru yang menggabungkan Statistika dengan ilmu lainnya, misal, Ekonometrik, Sosiometrik, biostatistik, dll.
Pemanfaatan statistika ternyata tidak semulus sesuai harapan. Sangat dimungkinkan banyak terjadi permasalahan dalam penerapan tahapan body of knowledge Statistika. Kualitas data statistik yang dihasilkan pun dipertaruhkan. Masih membekas dalam ingatan kita terkait Pilpres 2014, bahwa banyak orang yang tidak percaya terhadap data yang dihasilkan beberapa lembaga survei, dan masyarakat memberikan julukan sebagai lembaga survei abal-abal, karena hasilnya yang berbeda jauh dengan kebanyakan lembaga survei lain. Keakuratan data statistik Indonesia yang dihasilkan BPS (Badan Pusat Statistik) juga tidak luput dari kritik berbagai pihak, baik itu masyarakat, pengusaha, peneliti, bahkan penyelenggara negara ini sendiri. Anggapan ini diperkuat dengan gagasan pada buku berjudul How to Lie with Statistics yang terbit pada tahun 1954 dan cukup fenomenal hingga sekarang.
Apa yang menjadi permasalahan? Mari kita cermati permasalahan ini dari sisi Statistika sebagai suatu Alat. Dalam KBBI, Alat memiliki arti “yang dipakai untuk mencapai maksud”, yang dapat berupa banyak kemungkinan. Statistika tentu merupakan alat, apabila digunakan memiliki maksud untuk menghasilkan data statistik.
Alat itu bersifat pasif atau tergantung penggunanya. Seperti sebuah pisau yang bisa digunakan untuk memotong bahan makanan atau bisa saja untuk melukai orang, statistika pun juga bisa digunakan untuk menghasilkan data statistik yang memperjelas atau bahkan membohongi. Tidak salah Disraeli mengatakan bahwa kebohongan itu ada tiga jenis, yaitu lies, damned lies, and statistics. Berbohong dengan memanfaatkan statistika akan lebih mudah daripada berbohong tanpa statistika, karena dengan memanfaatkan statistika mengakibatkan kebohongan itu cenderung terlihat benar adanya.
Akan tetapi, semua itu tergantung oleh penggunanya sendiri. Apakah lebih mengedepankan kejujuran atau tidak saat menggunakan statistika itu sendiri. Statistika dikatakan sebagai salah satu alat kebohongan, mungkin itu disebabkan oleh para penggunanya yang tidak jujur dalam menggunakannya. Jujur sebenarnya merupakan salah satu sifat terpenting yang harus dimiliki insan statistik. Kejujuran itu pun termuat dalam nilai-nilai inti BPS yaitu PIA (Profesional Integritas Amanah), pada bagian Amanah.
Alat itu pasif, juga seperti sapu lidi yang digunakan untuk membersihkan halaman rumah yang dipenuhi rontokan daun, dapat bersih atau tidaknya halaman itu kurang tergantung oleh sapu lidi tetapi lebih pada usaha penggunanya. Apabila penggunanya kurang cermat, teliti, dan semangat, maka halaman itu tidak akan benar-benar bersih. Statistika sebagai alat pun juga seperti itu. Tahapan pengumpulan, pengolahan, analisis hingga penafsiran data, baik atau tidaknya tergantung para pelaku atau insan statistik yang terlibat dalam tahapan itu.
Kerja keras menjadi salah satu sifat yang perlu dimiliki insan statistik terkait masalah tersebut. Kerja keras adalah berusaha sekuat daya dan tenaga, pantang menyerah, tidak pernah ada kata putus asa untuk mencapai hasil yang maksimal. Kerja keras untuk lebih cermat, teliti, dan semangat dalam bekerja. Itu modal bagi para pelaku statistik untuk mampu menanggulangi permasalahan yang dihadapi pada tahapan body of knowledge Statistika.
Karakteristik alat itu juga bisa usang, dan tidak layak pakai lagi. Seperti perahu layar yang dahulu masih banyak digunakan nelayan untuk mencari ikan, akan tetapi perahu layar itu dirasa tidak memberikan efektivitas dan efisiensi lagi untuk mendukung pekerjaan nelayan. Statistika pun juga dapat mengalami kondisi seperti itu. Bayangkan kondisi ketika statistika masih dalam pengumpulan datanya masih belum disadari dapat dilakukan secara survei. Bayangkan juga kondisi ketika statistika parametrik masih belum ditemukan. Selain itu betapa sulitnya statistika diterapkan ketika belum dipadukan dengan teknologi komputasi. Statistika di hari ini pun cukup banyak diisukan akan tergantikan di era Big Data ini, karena dirasa usang untuk mampu menganalisis Big Data.
Kreativitas menjadi kunci untuk mengatasi ketidaklayakan bahkan keusangan yang dihadapi statistika. Kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta. Kreativitas merupakan unsur penting dalam perkembangan semua ilmu pengetahuan yang ada selama ini, termasuk ilmu statistika. Kreativitas para ilmuwan statistika yang telah membuat ilmu ini dapat menjadi seperti sekarang ini. Insan statistik sekarang ini pun tetap perlu memiliki kreativitas dalam mengembangkan statistika, ditengah arus perkembangan zaman.
Setelah meninjau sisi statistika sebagai suatu alat, bisa dimaknai bahwa permasalahan yang dihadapi selama tahapan menghasilkan data itu cenderung tergantung pada pelaku/insan statistik. Selain itu dapat dikaji bahwa kejujuran, kerja keras, dan kreativitas merupakan karakteristik yang perlu dimiliki untuk meningkatkan keunggulan dan kualitas insan statistik.





J J J J

0 komentar: